Teks foto: Keluarga korban dugaan pembunuhan demo di depan Mapolresta Deli Serdang.
SerlokMedan. LUBUK PAKAM
Diduga kesal dengan kinerja Polresta Deli Serdang yang terkesan lamban dan bertele, tele, keluarga M Ilham, 14 tahun siswa SMPN 4 Lubuk Pakam diduga korban pembunuhan kelompok geng motor berunjuk rasa di depan Mapolresta Deli Serdang, Jumat (11/7/2025).
Aksi tersebut dilakukan untuk mendesak Polresta Deli Serdang dapat menangkap para pelaku yang diduga terlibat dalam kematian M Ilham.
Suyati, ibu korban menangis saat berorasi menyampaikan permohonannya kepada Kapolresta Deli Serdang untuk menuntaskan kasus pembunuhan yang sudah dilaporkannya sejak 4 bulan lalu ke Polresta Deli Serdang.
”Saya tidak rela pak, anak saya meninggal dibunuh bukan kecelakaan. Saya jangan diancam-ancam menuntut keadilan. Jangan mentang mentang kami orang susah di bola bola dalam menuntut keadilan. Tolong pak Saya tidak rela anak saya dibunuh tapi pelakunya bebas berkeliaran seolah tak ada kesalahan. Kami mohon secepatnya kasus anak kami ini dituntaskan. Tolonglah kami orang miskin ini,” ujar Suyati, warga Lubuk Pakam.
Suyati dan abang korban, Diki sempat menaburkan bunga di Mapolresta.
"Tolong Pak Kapolresta usut kasus pembunuhan anak saya ini, dia anak baik Pak. Gimana kalau hal seperti ini menimpa keluarga bapak. Orang bodoh saja pun tau pak kalau ini bukan laka lantas tapi pembunuhan,"ucap Suyati.
Kuasa Hukum keluarga korban Boyle Ferdinandus Sirait mengatakan untuk mendesak percepatan pengusutan kasus kematian M Ilham, pihaknya sudah melaporkan kasus kematian Ilham ke Polda Sumut.
”Kita mau Polisi bekerjalah secara profesional dan segera melakukan pengungkapan kasus ini secara tuntas. Ini bukan peristiwa kecelakaan lalulintas, tapi pembunuhan. Nyawa anak tak bersalah dihabisi begitu saja,” jelas Boyle.
Aksi demo keluarga korban pembunuhan di depan Mapolresta Deli Serdang mengusung spanduk, poster dan pengeras suara mengundang perhatian masyarakat dan pengguna jalan yang melintas.
Kasus dugaan pembunuhan terhadap Muhammad Ilham terjadi pada April 2025. Korban meninggalkan rumah pada 12 April dengan alasan mau beli nasi bungkus karena lapar.
Jasadnya baru ditemukan keesokan harinya setelah keluarga korban mencari-carinya pada malam hari.
Jasad dan sepeda motornya ditemukan di parit yang ada di Jalan Pelak Lubuk Pakam. Saat itu posisinya lengket dengan tembok beton namun dibuat melintang dari jalan.(sugiono)