Teks foto : Kebun tembakau Deli PTPN1 Regional 1.
SerlokMedan.TANJUNG MORAWA
PT Perkebunan Nusantara 1 Regional 1 (dulu PTPN2) berkeinginan membangun kembali kejayaan tembakau deli.
Meski masih menghadapi sejumlah kendala yang harus diurai, mulai dari lahan dan sistem pengelolaan.
Saat ini, lahan seluas 20 hektar atau setara 25 ladang di Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang akan dijadikan areal budidaya tembakau deli.
Bertahap, tidak langsung dalam skala yang luas. Dari sebelumnya yang hanya 4 ladang untuk lahan tanaman tembakau.
Menurut keterangan Humas PTPN1 Regional 1 Rahmat Kurniawan, pihaknya masih memiliki keyakinan tembakau Deli memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai budidaya yang memiliki nilai ekonomi sekaligus mempertahankannya sebagai heritage atau warisan sejarah.
Keberadaan tembakau Deli, kata Rahmat, tidak bisa dilepaskan dengan sejarah dan perkembangan kawasan tanah deli, khususnya kota Medan. Sebab daun emas hijau – istilah untuk tembakau deli di masa lalu – itulah yang menjadi salah satu pendorong terbangunnya sejumlah kawasan di Sumatera Timur, seperti kota Medan dan kota-kota di sekitarnya sejak menjelang akhir abad 19.
Kejayaan tembakau deli pula yang menyebabkan terbangunnya jaringan jalan darat dan jaringan kereta api ke berbagai daerah seperti yang ada saat ini.
"PTPN1 Regional 1 berencana tidak menjual tembakau seperti masa lalu. Dengan cara jual bal-bal-an (kemasan khusus berisi sekitar 60 kilogram perbal),"tambah Rahmat.
Sebab menurut Rahmat, harganya sangat murah dan kurang menguntungkan.
Harganya hanya di kisaran Rp 1,2 juta per kilogram. Rencananya tembakau akan dijual dalam bentuk cerutu jadi yang bisa mencapai Rp 14 juta per kilogram.
Tembakau Deli, sambung Rahmat, memiliki ciri khas yang tidak ditemukan pada daun tembakau yang diproduksi di daerah lain, seperti Jawa Timur, misalnya.
Daun tembakau deli, selain memiliki warna, dan kelenturan khas, aroma yang dikeluarkannya juga sangat spesifik. Karena itu tidak heran, jika di masa lalu, tembakau deli menjadi primadona di pasar lelang Jerman, khususnya bagi produsen-produsen cerutu.
“Kami berharap bisa melakukan terobosan untuk kembali mengangkat kejayaan tembakau deli secara bertahap,” lanjutnya sambil menunjukkan contoh batang cerutu produksi percobaan yang telah dilakukan bersumber dari daun tembakau deli.
Beberapa waktu sebelumnya, PTPN1 Regional1 telah menerima kunjungan produsen rokok dan cerutu dari Hellmering Kohne dan Co. Jerman.
Mereka mengunjungi areal tanaman tembakau PTPN 1 Reg 1 di Kebun Klumpang menjajaki kerjasama untuk mengembangkan budidaya tembakau Deli yang pernah jaya.
Rencananya penanaman tembakau Tahun 2025 mendatang di Kebun Klumpang.
"Areal seluas 20 hektar atau sekitar 25 ladang akan mulai ditanami tembakau pada Maret mendatang. Saat ini persiapan menyambut musim tanam sedang dilakukan secara serius termasuk membangun sebuah bangsal penjemuran tembakau di sekitar perumahan karyawan di Klumpang,"imbuhnya.
Kunjungan produsen rokok dan cerutu dari Hellmering Kohne dan Co. Jerman,
menurut Rahmat merupakan langkah positif bagi PTPN1 khususnya Regional 1 yang masih memiliki areal untuk tanaman tembakau.
Sebab jika kerjasama ini bisa diwujudkan, maka akan semakin membuka peluang kembalinya kejayaan tembakau Deli.
“Tembakau deli bisa kembali kita bangkitkan kejayaannya, sebagai bagian dari perjalanan transformasi yang saat ini sedang bergerak di lingkungan PTPN group,” tegas Rahmat.
Diungkapkannya, wilayah tanam tembakau Deli yang berkualitas lahannya berada di batas Sungai Wampu Langkat dengan Sei Ular Deli Serdang.
"Bisa ditanam di tempat lain namun kualitasnya kurang baik untuk tanaman tembakau Deli,"sebut Rahmat.
Lahan yang disiapkan untuk tanam tembakau Deli, jelas Rahmat, lebih dulu dihutankan empat hingga 5 tahun lamanya.
"Terkadang dengan cara dihutankan itu dikira warga masyarakat lahan tersebut ditelantarkan,"tutup Rahmat, beberapa hari lalu.(sugiono)
